Jadi ini yang namanya 20 tahun
Jadi ini rasanya gak megang predikat teenager?
Jadi ini saatnya aku mulai ditanya tentang skripsi dan menikah?
Jadi ini saatnya aku, ah entahlah.
Masih mengamati lelehan lilin merah berangkakan 20 di kue pemberian adikku. Kue nya cantik, bahkan tulisan selamat 'ulang tahun revi' dibalut krim fla putih yang berpadu dengan jelly stroberi diatasnya terukir sangat indah. Satu tetes air mata turun dan mengalir ke sudut daguku. Sedih ngerasa manfaatku untuk orang lain tak sebesar lilin di kueku.
Terlalu banyak hal yang harus aku pertanggungjawabkan, namun terlalu banyak waktu yang terbuang, terbuang mengiringi usiaku yang semakin menua.
Jelas akupun bersyukur atas nikmat hidup yang diberikan Allah padaku hingga detik ini, tapi yo moso si, di usia yang udah tua ini aku masih gini gini aja, manfaat untuk orang lain udah kaya motto TV LCD begitu datar dan minimalis. Padahal Allah udah berbaik hati, menggenapkan usiaku ke kepala 2, bahkan keluarga dan sahabat juga dengan senang hati memberiku ucapan selamat.
Tapi inilah aku di usia 20 tahun, bahkan untuk mengetikkan kata kata 'aku 20 tahun' saja, terasa begitu berat. Tentu saja aku ingin diberi umur panjang olehNya, tapi sedih rasanya mengetahui kebermanfaatanku untuk orang lain sungguh mini kaya oreo mini.
Memang tidak mudah menerima kenyataan kalau tiba tiba saja sudah berusia 20 tahun. Semacam baru diantar ke suatu pulau, lalu sudah disuruh naik perahu lagi untuk pulang. Belum sempat menikmati indahnya pulau, belum sempat nyari harta karun, belum lihat binatang binatang disana, belum ini belum itu ah terlalu banyak yang belum sempat.
Jadi mahasiswa, standar banget, jadi anak kurang berbakti, jadi masyarakat apatis, pengennya yang praktis tis mulu, targetku menulis buku belum terlaksana juga, yah buku antalogiku masuk hitungan setengah deh. Yang kupikirkan sekarang adalah jika Allah memberikanku usia 20 tahun lagi kelak aku akan tetap seperti ini? Ah, aku harap tidak. Sekarang saatnya aku berubah, memberikan perubahan bagi orang lain. Lebih berguna untuk orang lain.
Sungguh sangat ku syukuri, 1 oktober kemarin aku bahkan mendapatkan hal yang kurasa belum pantas aku dapatkan. Dengan sikapku yang masih childish, egois, ingin menang sendiri, dan tentunya pemalas tingkat tinggi. Tapi dibalik itu semua, orang tua serta semua sahabatku masih dengan polosnya menerimaku apa adanya.
Thanks for all the suprises, love you guys so much.
Oh ya bahkan mama udah kasih ucapan di akhir bulan september, katanya biar jadi yang pertama. Yeah mom, you always be the first. You're number one for me.
For mom, dad, nemok and daly my little brother. I'm sorry for everythings that I've done. Maaf belum bisa jadi anak yang kalian harapkan, untuk bu RT dan pak RW sekaligus pakde ku, maaf belum bisa jadi masyarakat yang baik.
Maaf kadang suka egois, suka maleeeeeees setiap pulang liburan semester, bangun kesiangan sampe lupa kerja bakti. Maaf masih sering kaya anak kecil, masih bego, masih sering bilang 'ah' waktu disuruh ke warung. Bahkan ketika liburan semester kemarin aku bikin ulah dan bikin kalian semua khawatir.
I wish I could say that I've tried my best, but it would be a lie. I know deep inside my heart that I always wanna be that girl who can do anything, help anyone in someway somehow. But the truth is I just want something to be done, and then saying that I've tried my best. I'm sorry Dad, I'm sorry that I caused you many troubles. I love you both of my greatest parent in the world with all of my heart.
Today, I'm just hoping this regret won't happen again. God has been giving me so many opportunities. I should do my best, I have to. It's a promise that I'm willing to take.
Tanganku masih belepotan sama tepung terigu ketika adikku ngasih surprise |
No comments:
Post a Comment
Mohon tidak menuliskan Link hidup & Spam. Hatur Nuhun
SPAM & LINK Will be deleted!