Judul Buku : Paper Towns (Kota Kertas)
Penulis : John Green
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Halaman : 360 Halaman
ISBN : 978-602-03-0858-6
"Margo menyukai misteri sejak dulu. Dan dalam semua hal yang terjadi setelahnya, aku tidak pernah bisa berhenti berpikir bahwa jangan-jangan lantaran terlampau menyukai misteri, dia pun menjadi misteri."
Judulnya Paper Towns alias Kota Kertas. Bukan kertas lipat ya..
Jangan tanya siapa penulisnya, karena aku yakin semua pasti tahu siapa John Green? Itu loh yang menciptakan kisah cinta antara Hazel Grace Lancaster dan Augustus Waters dan berhasil menguras habis persediaan air mataku.
Awas aja kalo masih nggak tahu The Fault in Our Stars, aku timpuk sendal juga nih. Sono cari bukunya di toko buku, atau cari filmnya! Hari gini, buka mbah gugel, browsing, gak tau browsing? #dih kampungan (ala Dodit)!!!
(Loh, kok jadi napsu gini? Duh maap maap pemirsah, selain menguras air mata The Fault in Our Stars juga memicu emosiku soalnya. hehehe)
Awas aja kalo masih nggak tahu The Fault in Our Stars, aku timpuk sendal juga nih. Sono cari bukunya di toko buku, atau cari filmnya! Hari gini, buka mbah gugel, browsing, gak tau browsing? #dih kampungan (ala Dodit)!!!
(Loh, kok jadi napsu gini? Duh maap maap pemirsah, selain menguras air mata The Fault in Our Stars juga memicu emosiku soalnya. hehehe)
Buku ini bercerita tentang seorang anak laki-laki bernama Quentin Jacobsen alias Q yang menyukai tetangga sekaligus teman mainnya sejak kecil Margo Roth Spiegelman. Margo yang sejak kecil sangat menyukai petualangan dan misteri semakin menarik hati Q, apalagi seiring dengan bertambahnya usia Margo tumbuh menjadi sosok wanita yang cantik, namun menginjak masa masa SMA, Q dan Margo bersikap seperti tidak mengenal satu sama lain.
Walaupun begitu, hal tersebut tak pernah merubah perasaan cinta dari Q terhadap Margo dan tak pernah merubah anggapan Q bahwa Margo penuh dengan keajaiban. Hingga akhirnya di suatu malam Margo datang ke jendela kamar Q dengan penampilan seperti ninja, dan itu membawa mereka kedalam petualangan yang sebenarnya.
Karakter Q sebenarnya sangat biasa, tapi John Green berhasil membuat Margo terlihat begitu unik, menarik, penuh misteri sekalgus memikat hati para pembacanya. Tak lupa tentunya juga mengulik rasa penasaran dari diri setiap pembaca.
Menurutku buku ini cocok buat pembaca yang suka adventure dan teka-teki. Agak-agak mirip kaya detektif, mencari clue yang hilang di setiap lembarannya. Aslinya lah, John Green emang berhasil banget dah membawaku memasuki arus misteri yang tersimpan dalam diri Margo.Untungnya Q juga cerdas menemukan berbagai clue yang sulit dipahami.
Menurutku buku ini cocok buat pembaca yang suka adventure dan teka-teki. Agak-agak mirip kaya detektif, mencari clue yang hilang di setiap lembarannya. Aslinya lah, John Green emang berhasil banget dah membawaku memasuki arus misteri yang tersimpan dalam diri Margo.Untungnya Q juga cerdas menemukan berbagai clue yang sulit dipahami.
Jujur saja, awalnya aku merasa agak bosan, tapi ternyata setelah masuk ke lembaran tengah, cerita berlangsung seru dan membuat pembacanya yaitu aku penuh dengan rasa penasaran.
When I said "seru" I really meant it. Believe me, that Man name John Green really blews my mind.
When I said "seru" I really meant it. Believe me, that Man name John Green really blews my mind.
Aku agak kelimpungan mengartikan Kota Kertas yang dimaksud Margo, entah aku yang rada 'oon' atau John Green yang terlalu jenius, yang jelas Kota Kertas dalam otak Margo sangat penuh makna dan terlalu berat bagi kaula muda, kaya akuuu ^^ hihihihi...
Mister John Green juga selalu saja bisa menghidangkan kisah yang berbeda dari novel-novel teenlit/young adult yang biasa disajikan oleh penulis lain. Penuh kejutan dan ini hal unik yang paling aku suka dari Paper Towns, banyak banget pengetahuan jaman dulu baik itu tentang musik ataupun tempat. Khususnya musik sih. Serasa membawa kita kembali ke masa lalu.
Oh ya, ada satu bumbu penting yang aku rasa kurang dibubuhi dibuku ini (duh, berasa masak aja yak?) Aku mengharapkan kisah percintaan Q dan Margo itu lebih panjang dan dijelaskan lebih detail. Memang sih, aku suka yang temanya cinta-cintaan gitu, jadi kalo yang giniannya kurang suka protes deh. Hehe
Ending nya agak menggantung, dan aku kurang suka. Karena kurang panjang ceritanya dan agak kurang mantep tep tep, hag hag hag...
Pengennya sih, lebih tuebel bukunya tapi harga tetap. (minta di tabok penerbit nih orang) Tapi teuteup sih, over all Paper Towns ini recommended banget buat para pembaca diluar sana, apalagi yang suka tema-tema detektif.
Walaupun ada beberapa parts yang membosankan, tapi terbayar dengan berbagai kejutan, misteri, penemuan-penemuan yang menebus rasa penasaran.
Pengennya sih, lebih tuebel bukunya tapi harga tetap. (minta di tabok penerbit nih orang) Tapi teuteup sih, over all Paper Towns ini recommended banget buat para pembaca diluar sana, apalagi yang suka tema-tema detektif.
Walaupun ada beberapa parts yang membosankan, tapi terbayar dengan berbagai kejutan, misteri, penemuan-penemuan yang menebus rasa penasaran.
Waaa... beberapa kali udah pegang nih buku, tapi masih berat hati buat bayar dan akhirnya batal beli. Hihi.
ReplyDeleteBaca postingan ini bikin saya inget adik. Dia juga suka banget sama John Green. Btw, tfs mak dan salam kenal :)
You're welcome mak ^^ salam kenal juga
Deletesaya hanya bisa melihatnya di toko buku..uang jajan nipis huhu mampir di post terbaru saya ya mbak http://www.novawijaya.com/2015/02/kulit-bersih-dan-sehat-dengan-garnier.html
ReplyDeleteYa udah mak, nanti tunggu di bioskop aja hehe
Deletenyimak buk, semoga bermanfaat :)
ReplyDeleteAamiin ^^
Deleteudah lama nih gak baca buku fiksi...masuk list dulu deh :)
ReplyDeleteMonggo mak ^^
Deletehmmm..tunggu filmnya aja deh..
ReplyDeleteSip mbak, pilihan bijak. hehe
Deletepernah lihat di rak buku...ragu baca....tapi ternyata bagus ya..
ReplyDeletesalam kenal
Bagus mbak ^^ bagi yang suka detektif gitu, walaupun agak mboseni. Salam kenal juga mbak fee :D
Delete